WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : DADU SETAN
SATU
Malam hari di pantai Losari. Walau angin bertiup cukup kencang dan udara dingin, air laut tampak tenang. Sejak senja sebuah kapal kayu besar berbendera merah bergambar naga hitam telah melego jangkar di perairan Tanjung Losari. Pada saat malam bertambah gelap karena bulan separuh lingkaran tertutup awan, dari pintu di lambung kapal sebelah kanan keluar dua orang bertubuh tinggi tegap, berpakaian dan berikat kepala serba putih. Orang pertama masih muda, bertampang keren, berkumis kecil. Di sampingnya berdiri seorang lelaki berusia lanjut, kakek memelihara janggut dan kumis menjulai sampai di bawah dagu, berwarna hitam karena dicat. Kedua orang ini sama-sama memiliki alis tinggi mencuat, bermata sipit dan berkulit kuning.
Saat itu sebuah tangga telah terpasang, menghubungi pintu di kapal dengan sebuah sampan yang sejak petang hari telah merapat di perut kapal kayu. Sampan ini ditunggui seorang pendayung berpakaian hitam. Orang tua di pintu kapal berpaling pada lelaki muda di sampingnya.
"Ingat rencana. Begitu sampai di daratan tukang perahu itu harus kau habisi! Kita tidak mau ada seorangpun saksi hidup dalam urusan ini! Kau mengerti Siauw Cie?" Lelaki muda berkumis kecil yang dipanggil dengan nama Siauw Cie anggukkan kepala. Lalu berkata.
"Silahkan Bun enghiong. " (enghiong = orang gagah/panggilan kehormatan).
Orang tua she Bun mundur satu langkah. "Kau turun duluan," katanya. Kedua orang ini bicara dalam bahasa Cina.
Siauw Cie kencangkan buhul kain putih ikat kepala lalu tidak menunggu lebih lama tanpa menuruni tangga langsung saja melompat, melayang masuk ke dalam sampan. Ketika dua kakinya menginjak lantai sampan, perahu kecil ini sedikitpun tidak oleng. Satu pertanda bahwa Siauw Cie memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #148 : Dadu Setan - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your comment: