Kawasaki ER6n cafe racer milik Santo yang dirombak di Baru Motor Sport.
Jakarta, KompasOtomotif – Kawasaki ER6n menjadi salah satu generasi sepeda motor canggih yang mewakili karakter kekinian. Namun saat jatuh di tangan orang-orang yang anti-mainstream, tunggangan bermesin 600cc itu harus ganti jubah, melepas takdir sebagai sepeda motor touring.
Seperti saat berada di tangan Santo, penggemar Kawasaki yang tinggal di Jakarta Utara. Wajah ER6n lansiran 2013 miliknya langsung ”dihabisi”, memercayakan kepada Ariawan Wijaya, pemilik Baru Motor Sport (BMS) di kawasan Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
Rangka belakang dipotong untuk dipakai sebagai dudukan jok baru.
”Dia nekat mengubah wajah sepeda motornya karena yakin penampilan baru akan berbeda dengan pemilik ER6n lainnya yang membiarkannya sebagai sepeda motor penjelajah. Inginnya sih diubah gayanya menjadicafe racer,” kata Ari, sapaan sehari-hari Ariawan.
Terknologi baru Kawasaki kini dibalut penampilan oldskool khas sepeda motor balap zaman dulu. Basic-nya sudah mumpuni, berasal dari mesin 649cc yang juga dipakai Vulcan S dan Ninja 650 dengan tenaga maksimal hingga 71 hp serta torsi puncak 64 Nm.
Terknologi baru Kawasaki kini dibalut penampilan oldskool khas sepeda motor balap zaman dulu. Basic-nya sudah mumpuni, berasal dari mesin 649cc yang juga dipakai Vulcan S dan Ninja 650 dengan tenaga maksimal hingga 71 hp serta torsi puncak 64 Nm.
Setang dibuat menunduk, khas cafe racer.
UbahanSesuai saran Ari, rangka belakang dipangkas habis agar sesuai konsep. Lalu, dibuatkan dudukan khusus untuk jok tunggal dan buntut khas cafe racer, semua kustom. Rangka utama dibiarkan standar, namun tangkisporty khas ER6n dibuang dan diganti model kustom.
Setang dibuat menunduk, tapi Ari mengklaim sepeda motor tetap mudah dikendalikan. ”Sudah ada hitungannya, meski gaya cafe racer, tapi untuk pemakaian dalam kota masih bisa ditoleransi, asal betah duduk agak bungkuk saja,” jelas Ari.
Setang dibuat menunduk, tapi Ari mengklaim sepeda motor tetap mudah dikendalikan. ”Sudah ada hitungannya, meski gaya cafe racer, tapi untuk pemakaian dalam kota masih bisa ditoleransi, asal betah duduk agak bungkuk saja,” jelas Ari.
Lampu depan pakai gaya proyektor.
Kaki-kaki juga tak luput dari sentuhan penasaran Santo dan Ari. Pelek belakang diperbesar, mengadopsi milik ZX10R. Sementara bagian depan dipertahankan. Ban pakai merek Michelin, ukuran depan 120/70-17 dan belakang 190/50-17.
Selebihnya, permainan aksesori. Seperti lampu depan pakai Daymaker Projector. Merek Rizoma menghiasi lampu sein, frame slider, hinggahandgrip. Selang rem, kaliper, pijakan kaki, hingga rantai juga menggunakan peranti aftermarket bergaya sporty.
Penampilan ER6n kini menjadi bergaya masa lalu. Tapi jika digeber, sang pemilik tak akan ragu karena bekal teknologi bisa diadu.
Selebihnya, permainan aksesori. Seperti lampu depan pakai Daymaker Projector. Merek Rizoma menghiasi lampu sein, frame slider, hinggahandgrip. Selang rem, kaliper, pijakan kaki, hingga rantai juga menggunakan peranti aftermarket bergaya sporty.
Penampilan ER6n kini menjadi bergaya masa lalu. Tapi jika digeber, sang pemilik tak akan ragu karena bekal teknologi bisa diadu.
Penulis | : Donny Apriliananda |
Editor | : Azwar Ferdian |